Sabtu, 24 November 2007

BANGKIT INDONESIA !




Prakata

Sesuai dengan namanya INABANGKIT, blog ini mengajak semua orang yang peduli untuk berdiskusi, menganalisis dan menetapkan solusi bagaimana membangkitkan Indonesia dari keterpurukan disegala bidang epoleksoshukbud yang telah melanda secara berlarut-larut ini.

Berdasarkan penyakit yang ada, kita diskusikan diagnosa yang tepat dan akhirnya kita tetapkan therapi yang tepat untuk menyembuhkannya.


1.Latar Belakang

Penyakit kronis yang multikompleks sekarang ini adalah warisan dari sistim pemerintahan terdahulu khususnya 'orde baru' yang represip militeristik, ketergantungan ekonomi dan pembangunan dengan mengandalkan pinjaman/ bantuan dan investasi dari luar negeri. Keduanya berdampak pengekangan demokrasi dan pelanggaran hak asasi yang sifatnya dzolim terhadap kebanyakan rakyat kecil. Sebaliknya timbul kkn dikalangan pejabat, keluarga dan kroninya sehingga mereka menjadi orang kaya baru/ konglomerat.
mayoritas Adanya kesenjangan antarayang sangat miskin dan minoritas yang kaya/konglomerat ini menimbulkan kecemburuan sosial dan rasa tiadanya kebersamaan antar rakyat dan pemimpin disemua tingkat pemerintahan. Dari Pusat sampai ke pedesaan !

Dengan tumbangnya 'orde baru' , timbullah 'euphoria' hampir diseluruh kalangan masyarakat Indonesia. Euphoria, yaitu rasa untuk melampiaskan unek-unek yang selama ini terkungkung dan terkekang. Pelampiasan terhadap ketidak adilan hampir disegala bidang kehidupan, untuk dirubah menjadi lebih baik untuk rakyat. Timbulah istilah 'reformasi', dan penyampaian aspirasi dilakukan dengan berdemonstrasi. Sehingga di 'era reformasi' menjadi tiada hari tanpa demo. Dan ini sudah berlangsung hampir 10 (sepuluh) tahun ! Setelah 10 tahun, demokrasi berubah menjadi 'democrazy' alias demokrasi liberal ! Karenanya 'reformasi' telah berbias kearah yang lebih mundur hampir disetiap bidang poleksoshukbud (politik, ekonomi, sosial, hukum,budaya)
dan ketertiban/keamanan.

Euphoria selama 10 tahun itu telah mengubah perilaku insan Indonesia, yang tadinya terkenal ramah menjadi kasar, beringas dan bengis. Yang tadinya suka damai menjadi suka bentrok dan tawuran sehingga konflik terjadi didaerah-daerah yang semula aman tentram dan damai.

Masyarakat lebih tidak mengenal disiplin dalam kehidupan sehari-hari, seperti berlalu lintas semrawut, membuang sampah sembarangan ke got atau kesungai, mengacuhkan sanitasi dalam ber-mck, pembabatan dan pembakaran hutan semaunya dan lain-lain. Kesemuanya berdampak banjir atau longsor dimusim penghujan, kekeringan dan rawan air dimusim kemarau disertai timbulnya berbagai penyakit.

Termasuk di lembaga tinggi negara terutama DPR/MPR, yang tadinya 'yes men' disetiap sidang menjadi vokal banyak interupsi, selalu diwarnai debat kusir sampai pernah beberapa kali terjadi adu jotos. Penuh dengan perilaku arogan, masing-masing menganggap paling pintar, paling pakar dan paling benar sehingga mereka mengaku dan menyebut diri kelompoknya dengan istilah 'elit'. Mental arogansi diperlihatkan dengan seringnya tertidur diwaktu sidang atau bolos sama sekali tidak menghadiri sidang. Juga karena ditunjang dengan gaji dan pendapatan yang cukup tinggi arogansi kemudian disertai kebejatan moralitas, dibuktikan dengan perselingkuhan bahkan ada kasus bugil dan poligami yang dilakukan secara terang-terangan oleh anggota 'terhormat' tertentu.

Demikianlah 'euphoria' merupakan penyakit yang perlu pertama kali disembuhkan, dan karena ini menyangkut perasaan dan kejiwaan, perlu sekali kepedulian para psikolog, psikiater, anthroplog dan pakar-pakar terkait serta seluruh lapisan masyarakat yang sadar untuk peduli berdiskusi, menganalisis dan turun tangan mengadakan terapi pengobatan yang tepat bersama dengan Pemerintah yang seharusnya tidak memble menghadapi 'kebebasan demokrasi' yang sudah kebablasan ini.
Dengan dapat diredamnya euphoria, demo pun diharapkan dapat diminimalkan sehingga situasi menjadi lebih sejuk untuk masing-masing kita dapat berpikir dan bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, amiin...!

2.Seperti diketahui 2 tahun sebelum tumbangnya orde baru, 'ekonomi pancasila' ciptaan 'mafia Berkeley' sedang menuju amburadul dengan banyaknya Bank kepunyaan kroni Suharto semua 'dihadiahi' BLBI yang ternyata hanya digunakan untuk memperkaya diri dan kelompoknya. Waktu itu, memang secara regional mulai terasa juga gejala krisis ekonomi di beberapa negara berkembang seperti Rusia, Korea Selatan, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Tapi kecuali Indonesia yang ekonominya 'anjlog sebelum tinggal landas', mereka segera sembuh dari 'flu ekonomi' tersebut dan bangkit kembali bahkan menjadi negara yang lebih maju dari kondisi sebelum krisis.


Kiat mereka untuk bangkit hampir sama yaitu: satu, jangan ada pengusaha menjadi penguasa; dua, hapuskan ketergantungan dari IMF dan Bank Dunia; tiga, bangsa harus kompak bersatu dan empat, bersama bekerja keras dalam membangun dengan tekad mensejahterakan seluruh rakyat tanpa korupsi !


Indonesia, tidak mempunyai keempat unsur kiat tersebut. Karena hampir semua pejabat telah menjadi kapitalis birokrat, menjadi pebisnis dengan modal wewenang jabatan dan hasil korupsi. Telah banyak sekali hutang pinjaman luar negeri, sekitar 180 milyar US$, sehingga susah untuk terlepas dari campur tangan IMF dan Bank Dunia. Karena euphoria tersebut diatas bangsa dilanda berbagai konflik, ditambah dengan pergeseran pimpinan RI-I dari Suharto ke BJ.Habibie, ke Gus Dur terus Megawati dalam kurun waktu singkat. Dengan rasa euphoria yang masih menggebu mereka sibuk dengan kampanye untuk memenangkan pemilihan umum untuk legislatip dan presiden secara langsung, tidak ada waktu untuk bekerja. Dan kini SBY yang berpasangan dengan saudagar kaya sebagai Wakil Presiden, membentuk kabinet yang kebanyakan terdiri dari pengusaha, seolah menantang kiat tersebut diatas.


Penyakit ekonomi yang semula 'flu' menjadi penyakit parah yang multi kompleks yang sepertinya tak kunjung bisa diobati. Penerima hadiah BLBI lari menggondol uangnya keluar negeri, meninggalkan perusahaan dan bank nya lumpuh bangkrut serta perusahaan nasabahnya harus gulung tikar ! Semua karyawan mengalami phk, pengangguran bertambah banyak ! Megawati berupaya untuk menyelesaikan ini dengan membentuk BPPN, tapi hasilnya hanya menguntungkan anggota Direksi dan Staf BPPN saja ! Aset berupa bangunan 'pencakar langit' bekas Bank terutama di pusat Jakarta banyak berpindah ketangan orang asing, sedang didaerah-daerah ditinggal lapuk dimakan usia !


Diawal pemerintahan SBY-Kalla terjadi kenaikan harga bbm yang drastis, dengan alasan untuk menghapus subsidi bbm yang kebanyakan dinikmati orang-orang 'the haves' dan akan disalurkan secara tunai kepada orang-orang miskin. Tapi ini berdampak pada makin terpuruknya masyarakat kecil karena melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok sehari-hari secara drastis pula hingga tidak terjangkau. Pembagian tunai yang pada prakteknya juga tidak merata, hanya menimbulkan mental peminta-minta dikalangan duafa, dan kkn dikalangan pembaginya !


Sebaiknya uang subsidi bbm tidak langsung diberikan secara tunai kepada masyarakat miskin tapi jadikan modal untuk membangun unit-unit produksi dengan teknologi tepat guna tapi masih bersifat padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja, menghasilkan barang keperluan masyarakat banyak.


Harga bahan-bahan pokok penting seperti pupuk, beras, gula, minyak tanah dan minyak goreng menjadi 'permainan uji coba' penguasa yang pengusaha sehingga di usia 62 tahun kemerdekaan Republik tercinta ini, masyarakat kecil harus mengantre untuk mendapatkannya. Presis seperti dijaman penjajahan Jepang dulu !


Anjuran Pemerintah tentang penggunaan atau pemanfaatan batubara, gas alam/ elpiji untuk mengganti bbm khusus minyak tanah sambil bahkan wacana penggunaan bio- fuel berasal jarak dsb. hanya membingungkan masyarakat. Sekarang timbul pula gagasan premium/pertamax untuk kendaraan bermotor yang tidak kalah menggelisahkan, karena biasanya lagi-lagi berdampak pada melonjaknya harga-harga bahan pokok. Kesemuanya hanya berakibat pada bertambahnya rasa euphoria disertai aksi demonstrasi.


Belakangan ini hampir setiap demonstrasi berakhir dengan ricuh, bentrokan tidak dapat dicegah. Sebabnya karena aparat selalu menghadang para demonstran semenjak mau masuk pintu gerbang bangunan yang dituju. Disitu sudah terjadi baku dorong, hingga pintu jebol kadang-kadang disertai baku lempar batu. Berita bentrok antara aparat dan demonstran seperti itu merupakan tayangan yang memuakan, tidak lagi sedap ditonton pemirsa tv.


Selain penyampaian aspirasi, tayangan bentrok yang lebih parah juga akibat penggusuran pkl, gubuk-gubuk liar dan eksekusi lahan atau bangunan oleh pengadilan yang selalu memenangkan orang yang punya uang. Bentrok antara masa pemukim dan aparat polisi/satpol pp kadang-kadang menelan korban jiwa, seperti terakhir terjadi di Jeneponto, SulSel.


Harusnya demonstrasi yang telah mempunyai idzin, dikawal masuk pekarangan gedung dengan tertib, jelaskan kepada mereka tidak mungkin dapat masuk gedung semuanya. Minta yang masuk, hanya perwakilannya tidak lebih dari 10 (sepuluh) orang untuk menyampaikan aspirasi dengan baik. Karena mungkin harus diadakan diskusi atau tawar menawar, masa yang menunggu diluar supaya tetap tenang dan tunggu dengan sabar. Kalau persuasi demikian masih tidak diturut dan mereka menjadi beringas dan brutal serta anarkis, baru ditindak dengan tegas !


Tindakan penggusuran dan pengusiran akibat eksekusi, seyogianya disediakan terlebih dahulu pemukiman baru untuk relokasi, karena mereka selama bertahun-tahun sudah terlanjur membayar pungli baik kepada 'oknum' pemda, pln atau pam. Sehingga mereka merasa telah menjadi pemukim yang legal !


3. Semula diperkirakan 'euphoria' ekivalen dengan sebuah peribahasa Sunda yang berbunyi : "Ciga kuda leupas tina gedogan". Kuda terlepas dari kandangnya, biasa berlari berputar lapangan, menendang-hentakan kedua kaki belakangnya keatas berkali-kali sepuas hati. Diiringi dengan bunyi ringkikan karena gembira terlepas dari kungkungan kandang yang sempit, kemudian secara mendadak keluar kealam bebas. Tapi tindakan tersebut hanya terjadi kurang dari sejam, kemudian berhenti dan merumput lagi dengan tenang.


Demikian pula yang terjadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia, waktu terlepas dari kungkungan represip rejim orde baru seperti telah disebutkan diatas. Hanya manusia Indonesia ber euphoria terlalu lama sampai telah lebih dari 10 tahun berlalu, belum mau berhenti.


Pemikiran sang kuda rupanya lebih rasional, kenapa harus berlari-lari terus membuang energi tanpa guna dan merusak kondisi lapangan dan rumput. Mendingan berhenti ber euphoria dan merumput mengisi perut.


Manusia Indonesia seyogianya berpikir lebih rasionalis dari kuda, mengapa harus melampiaskan euphoria berlama-lama, setiap hari waktu hanya digunakan untuk heboh berdemo dengan berbentrok dan berbaku hantam. Lupa kerja lupa segala sehingga kehidupan lebih terpuruk seperti sekarang ini !


4. Upaya Therapi Penyembuhan Euphoria


SEFT, singkatan dari Spiritual Emotional Freedom Technique yang digagas oleh psikolog muda Ahmad Faiz Zainuddin dengan buku 'edisi revisi SEFT Cara Tercepat dan Termudah Mengatasi Berbagai Masalah Fisik dan Emosi', dapat dipilih karena pelaksanaannya pertama mudah dapat dilakukan oleh setiap individu dari berbagai lapisan SDM dengan berbagai uneg-uneg ketidak adilan yang dirasakan. Kedua, tidak ada dampak sampingan dan ketiga dapat diterima oleh setiap agama dan aliran kepepercayaan karena faktor 'spiritual' hanya mem butuhkan kekhusyuan-keikhlasan-kepasrahan kepada Sang Pencipta.


EFT sendiri sudah lama dikembangkan di Barat, penambahan landasan spiritual S menjadi SEFT oleh Ahmad Faiz Zainuddin telah terbukti secara global lebih ampuh dan lebih cepat kemanjurannya merecover masalah phisik dan emosi, serta diakui dan diterima pakar-pakar terkait di Timur dan di Barat termasuk pakar pemula EFT sendiri.


Cara melakukan SEFT seperti dikutip dari 'buku edisi revisi SEFT' karangan Ahmad Faiz Zainuddin hal.32 s/d 45 adalah sebagai berikut:


1. The Set-Up


Bertujuan untuk memastikan agar energi tubuh kita terarahkan dengan tepat untuk menetralisir'psychological reversal', biasa pikiran negatip spontan atau keyakinan bawah sadar negatip. Jika pikiran negatip terjadi maka berdoa secara khusyu, ikhlas dan pasrah dengan mengatakan :"YAA ALLOH, MESKIPUN SAYA.....................(keluhan anda).....................................
SAYA IKHLAS SAYA PASRAH PADAMU SEPENUHNYA" (3 x ).


Kata-kata tersebut disebut 'the set-up words' atau doa kepasrahan, bahwa apapun masalah dan rasa sakit yang kita alami saat ini, kita ikhlas menerimanya dan kita pasrahkan kesembuhannya kepada ALLOH SWT. Sambil menekan dengan dua jari tangan kanan, dada kita sebelah kiri atas tepatnya dibagian 'sore spot' (titik nyeri, titik yang agak sakit bila ditekan). Lihat gambar



2. The Tune-In

Untuk masalah phisik, kita melakukan tune-in dengan cara merasakan rasa sakit yang kita alami lalu mengarahkan pikiran kita ketempat rasa sakit ; sambil terus melakukan 2 hal tersebut hati dan mulut kita mengatakan :"SAYA IKHLAS SAYA PASRAH YAA ALLOH".


Untuk masalah emosi, kita lakukan tune-in dengan cara memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat membangkitkan emosi negatip, yang ingin kita hilangkan. Ketika terjadi reaksi negatip (marah, sedih, takut dsb) hati dan mulut kita mengatakan:"YAA ALLOH, SAYA IKHLAS SAYA PASRAH"....

Bersamaan dengan tune-in ini, kita lakukan langkah ketiga tapping; pada proses tune-in yang dibarengi Tapping ini kita menetralisir emosi negatip atau rasa sakit phisik.


3. The Tapping

Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua jari pada titik-titik tertentu ditubuh kita sambil terus tune-in.

Titik-titik ini adalah titik-titik kunci dari 'the Mayor Energy Meridians' yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali.

SEFT hanya mengambil 18 titik kunci, yaitu :


1. Cr = Crown, titik dibagian paling atas kepala





2. EB= Eye Brow, titik permulaan alis mata


3. SE= Side of the Eye, diatas tulang disamping mata

4. UE= Under the Eye, 2 cm dibawah kelopak mata





5. UN= Under the Nose, titik dibawah hidung diatas bibir






6. Ch = The Chin, dibawah bibir diatas ujung dagu






7. CB = Collar Bone, diujung tempat bertemunya tl. dada dan tl.

rusuk




8. UA = Under the Arm, dibawah ketiak sejajar puting susu pria atau tepat dibagian tengah tali bra wanita












9. BN = Below Nipple, 2.5 cm dibawah puting susu pria atau di perbatasan antara tl. dada dan bag. bawah payudara wanita




10.IH = Inside of Hand, dibagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan





11.OH =Outside of Hand, dibagian luar tangan yang berbatasan

dengan telapak tangan





12.Th = Thumb, ibu jari disamping luar bagian bawah kuku





13.IF = Index Finger, jari telunjuk disamping luar bagian bawah kuku(di bagian yang menghadap ibu jari)





14.MF =Middle Finger, jari tengah samping luar bagian bawah kuku yang menghadap ibu jari





15.RF = Ring Finger, jari manis idem





16.BF = Baby Finger, jari kelingking idem





17.KC = Karate Chop, disamping telapak tangan bagian yang kita gunakan mematahkan balok saat karate. KC ini bisa juga dilakukan selama 'The Set-Up'.




18.GS = Gamut Spot, dibagian luar telapak tangan antara perpanjangan tl. jari manis dan tl. jari
kelingking


Khusus untuk titik terakhir GS, sambil men- tapping titik tersebut kita lakukan 'the 9 Gamut Procedure' , 9 gerakan untuk merangsang otak, yaitu :



  • Menutup mata

  • Membuka mata

  • Mata digerakan dengan kuat kekanan bawah

  • Mata digerakan dengan kuat kekiri bawah

  • Memutar bola mata searah jaru m jam

  • Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam

  • Bergumam berirama selama 3 detik

  • Menghitung 1, 2, 3, 4, 5

  • Bergumam lagi selama 3 detik

Dalam teknik psikoterapi kontemporer ini disebut teknik EMDR (Eye Movement Desensitization Repatterning), kelihatannya sangat lucu tapi langkah ini efektip mujarab.
Setelah menyelesaikan '9 Gamut Procedure', langkah terakhir mengulang kembali Tapping dari titik 1 s/d 17 dan diakhiri dengan mengambil nafas panjang dan menghembuskannya sambil mengucap rasa syukur atau Alhamdulillaah.

SEFT dengan tapping 18 titik tersebut diatas disebut SEFT Versi Lengkap, masih lebih praktis lagi SEFT Versi Inti hanya dengan tapping 9 titik yaitu mulai titik 1 (crown) sampai dengan titik 9 (below nipple). Jika anda sudah terbiasa versi lengkap memakan waktu 3 menit dan versi inti hanya 1 menit. Yang terpenting kedua versi dilakukan secara KHUSYU, IKHLAS dan PASRAH !

Semoga kita yang pikirannya dilanda euphoria dengan dampak kepala penuh diisi dengan emosi negatip yang membawa bangsa kita ke keterpurukan mental moral dan budaya....Semoga Normal kembali, Amiin...!

Breaking News ! Breaking News ! Breaking News ! (ikut latah dengan pemberitaan Media Pers Indonesia yang berlebihan !)

Tanggal 27 Januari 2008 hari Minggu jam 13.10 Mantan Presiden ke-2 RI, mantan penguasa 'orde baru' H.M.SUHARTO, telah tutup usia di RSP Pertamina.

Kata Tim Dokter yang telah merawat dan melaporkan secara berlebihan pula, penyakit yang diderita sudah multi kompleks mulai dari stroke ringan, disfungsi jantung dengan alat pemicu yang telah dipasang, pencernaan yang telah mengalami amputasi usus, berdampak ke disfungsi ginjal dan akhirnya gangguan di paru-paru sehingga pernafasan harus dibantu ventilator.
Penyakit tersebut berawal sejak 1999, satu tahun setelah lengser dari kedudukannya sebagai Presiden ke-2 RI. Jadi sudah 8 tahun semenjak berhenti atau 25 % dari masa jabatannya sebagai penguasa 'orde baru' ! Subhanalloh, Alloh Maha Mengetahui dan Maha Adil...

Jelas, sebab utama mulanya adalah 'power syndrome' dan keterpurukan hati karena dihujat dan dikenai berbagai tuduhan dan tuntutan terhadap beliau dan anak-anaknya. Meskipun harta dan uang banyak, cukup untuk 7 turunan atau lebih, hati yang remuk redam merusak psikis dan berdampak pada sakitnya phisik.

Suharto, seorang tokoh yang sangat kontroversial. Kata pengikutnya dia adalah seorang 'pakar srategi' yang pintar memanfaatkan orang lain/pihak ketiga untuk tujuan politiknya. Tapi setelah tercapai tujuannya, dia kucilkan atau dia 'gebuk' pihak ketiga tersebut. Sebagai contoh :
  • Dia acuh terhadap laporan Kol.Latief yang esok paginya akan bertindak kepada para jendral pimpinan teras AD (pengakuan Latief di Mahmilub), karena dia mempuyai uneg-uneg pribadi. Biar saja itu terjadi...
  • Setelah tahu A.H.Nasution dapat lolos, Suharto tumpas gerakan Untung dan Latief yang kemudian disebut 'G30 S/PKI'.
  • Yoga Sugama dan Ali Murtopo ditugaskan merekayasa suatu 'creaping coup', hasilnya berupa 'surat perintah 11 Maret' yang harus ditanda tangani Bung Karno, diantarkan oleh 3 perwira tinggi beretnis Jawa, Sunda dan Bugis supaya kelihatan mewakili.
  • Memanfaatkan mahasiswa/pelajar disertai anggota tentara yang menyamar sebagai mahasiswa untuk berdemo menuntut PKI dibubarkan dan Bung Karno lengser. Mahasiswa/pelajar kemudian hari juga 'digebuk'.
  • Dengan 'super semar', dinamakan demikian supaya lebih bersifat kejawen, langsung PKI dibubarkan, menteri-menteri ditangkap, pembenahan MPRS dengan mengangkat Nasution sebagai Ketua yang diharapkan segera dapat menggulingkan Bung Karno. Memang berhasil, Bung Karno dilengserkan. Suharto sebagai pejabat dan kemudian diangkat menjadi Presiden ke-2 RI. Surat asli kemudian dinyatakan hilang ! Suharto, sang 'smiling general' menumpas PKI dan simpatisannya. Pembantaian/pembunuhan sangat kejam, penjeblosan kebui dan tahanan dengan penganiayaan dan penyiksaan yang sadis, tanpa pengadilan. Pengucilan dan embargo ekonomi, pada hakikatnya merupakan pembunuhan secara perlahan.
  • Pembangunan dilakukan dengan modal pinjaman luar negeri 4.5-5 milyar pertahun, dengan kebocoran 30-40 % per tahun. KKN dan Dwi Fungsi ABRI meraja lela ! ABRI dan Golkar menjadi mesin politik orde baru yang handal dan korup...
  • A.H. Nasution karena tersangkut petisi-50, kemudian digebuk juga dan dikucilkan.
Jadi wajar setelah dia tiada, ada 2(dua) kelompok yang kontroversil pula di masyarakat yaitu:
pertama, kelompok loyalis dan kroni yang telah mengenyam nikmatnya KKN selama orde baru, terutama mantan pejabat baik militer maupun sipil, anggota Golkar dan pengusaha. Meskipun di era reformasi ini mereka mengaku sudah hidup dengan 'paradigma baru' , semenjak Suharto kritis mereka sudah mengusulkan supaya tuntutan pengadilan/hukum terhadap Suharto dihentikan. Dapat dimengerti karena mereka takut terlibatkan juga di waktu dekat mendatang. Setelah meninggal mereka ribut juga mengusulkan supaya Suharto diberi gelar Pahlawan Nasional.

kedua, kelompok yang berseberangan dengan 'kebijaksanaan politik' orde baru yaitu orang-orang sebagai obyek penderita korban dari kedzoliman seperti keluarga yang ditinggalkan karena tapol atau hilang karena penculikan bahkan pembunuhan, mantan tapol tanpa diadili, terampas hak asasi dan aset berupa tanah-rumah dsb.
Meskipun diantara mereka ada yang mau memaafkan berdasarkan kemanusiaan, tapi tuntutan hukum terhadap pelanggaran hak asasi dan KKN harus dituntaskan, termasuk kepada para kroni dan loyalisnya. Sebelum semua tuntutan hukum diselesaikan, kalau para loyalis/Partai Golkar mau ada pemberian gelar dengan segera berilah sekaligus 2 gelar yaitu 'Pahlawan Pelanggar HAM' dan 'Pahlawan KKN', demikian kata kelompok kedua !

STOP PRESS STOP NEWS STOP NEWS ( No Payment No More News !?)