Senin, 14 April 2008

Pilkada Pertama Jabar

Tanggal 13 April 2008, telah berlangsung Pilkada Pertama di Jabar dengan 3 pasang calon gubernur/wakil gubernur masing-masing : no.1 dengan singkatan nama Dai yang didukung oleh Partai Golkar dan Partai Demokrat, no. 2 dengan singkatan nama Aman yang didukung oleh PDI-Perjuangan , P3, PKB dan partai agama lain sedang no. 3 singkatan nama Hade yang didukung oleh PKS dan PAN.

Hasil 'quick count' dari 5 lembaga survey beberapa jam setelah pencoblosan selesai, yaitu setelah jam 1 siang, menunjukan bahwa no. 3 Hade sementara unggul mencapai suara 40 %, no. 2 Aman meraih 35 % dan no.1 Dai harus puas dengan pengumpulan suara 25%.

Seperti diketahui dari jumlah penduduk Jabar sekitar 49.5 juta orang, yang berhak memilih seharusnya sekitar 28 juta orang. Tapi ternyata dengan berbagai sebab dan alasan ada 30-35% yang telah tidak ikut mencoblos yaitu sekitar 9 juta orang ! Data yang akurat mengenai ini akan didapat dari perhitungan akhir secara manual nanti.

Meskipun hasil resmi akan berdasarkan perhitungan suara secara manual dan baru akan diumumkan secepatnya tanggal 2o April 2008 yad, hasil 'quick count' dianggap sudah signifikan dan diharapkan tidak akan berkisar jauh.

Dari hasil raihan suara 'sementara' sangat menarik untuk disimak hal-hal sebagai berikut :
  • No.1 Dai yang semula diunggulkan karena calon adalah penguasa yang masih aktip dan mantan pangdam Siliwangi, didukung pula oleh Partai Golkar dan Partai Demokrat yang sekarang pendukung utama Pemerintah, ternyata hanya memperoleh suara terendah yakni 25 %. Dapat dimengerti karena rakyat sekarang betul-betul sedang merasakan ketidak mampuan pemerintah dalam segala hal terutama penyediaan keperluan sehari-hari seperti sembako sampai tahu tempe mahal harganya, minyak goreng dan bahan bakar harus antre seperti di jaman Jepang, demikian pula pupuk untuk bertani. Yang dilakukan Pemerintah dengan gencar, justru penggusuran pkl dan pengusiran secara tidak manusiawi dan perlakuan ketidak adilan lainnya terhadap masyarakat kecil. Jadi pilihan rakyat sekarang sudah rasional obyektip tidak silau karena calon penguasa yang masih aktip atau mantan jenderal yang didukung oleh partai pohon beringin. Mudah-mudahan pada pilpres 2009 mendatang pilihan obyektip seperti ini tetap dilakukan, tidak tergiur pada imil-imil sesaat berupa pemberian dan hadiah.
  • No. 2 Aman yang didukung PDI Perjuangan dan Partai Agama, sesuai dengan nama dan sifatnya yang selalu mencari ' aman', opotunistis sebagai 'middle of the roaders' dapat suara 35%. Jadi untuk pilpres 2009 sebaiknya PDI Perjuangan tidak usah berkolaborasi dengan partai golkar yang sedang 'letoy' atau dengan partai kroni Suharto lainnya!.
  • Ini yang semula dianggap 'anak bawang' karena berusia muda, ternyata melejit meraih suara 40 %. Tapi janji mengratiskan pendidikan sd/smp/sma dan penampungan 1 juta tenaga kerja , pelaksanaannya sangat berat. Oleh karena itu tidak usah 'ujub' melakukan kontrak politik 3 tahun kemudian mengundurkan diri apalagi berhenti sebelum periode jabatan berakhir, bila tidak terlaksana. Yang pasti harus berorientasi ke ekonomi rakyat, mengembangkan ukm yang telah terbukti handal dan dapat bertahan menghadapi krisis ekonomi yang parah selama ini. Yang pasti rencananya harus praktis terukur dan terjangkau, jelas transparan akan menyejahterakan dan menguntungkan semua pihak. Sosialisasinya sedemikian rupa sehingga mau tidak mau semua partai dan segenap komponen masyarakat akan menyetujui dan mendukung. Mudah-mudahan sukses...!

Tidak ada komentar: